Dalam pandangan Islam, kaum Dhuafa (yatim piatu, miskin, anak-anak yang terabaikan) menempati keistimewaan Allah SWT dan Para Rasul-Nya sebagaimana dalam Surat Al-Maun Ayat 1-3, untuk ini dibutuhkan bantuan dari individu dan lembaga untuk dapat menjaga kelangsungan hidup, dan tidak terlantar menjadi orang yang tidak bertanggung jawab. Penelitian ini menggambarkan bagaimana pimpinan Yayasan Shine Al-Falah dalam membina pondok pesantren desa Minangkabau bagi masyarakat miskin dan sinergi Yayasan Shine Al-Falah dengan pemerintah, donatur, dan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Sumber data primer adalah ketua, pengawas yayasan Shine Al-Falah, sedangkan data sekunder adalah pimpinan Pesantren, pengurus laziswaf, pengurus panti asuhan, pengawas asrama laki-laki/perempuan dan para siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan ketua Yayasan Shine Al-Falah berhasil membina pondok pesantren desa Minangkabau untuk dapat terus eksis dalam melanjutkan pembangunan pendidikan dengan membangun kepemimpinan partisipatif kepada seluruh pemangku kepentingan dan berupaya membangun sinergi dengan instansi pemerintah terkait, masyarakat dan donatur untuk menjalankan program yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, infrastruktur, kebutuhan pangan pokok dan sebagainya yang cocok untuk anak-anak miskin di Kota Padang, khususnya bagi anak-anak di Pondok Pesantren Desa Minangkabau.
正在翻譯中..
